Rabu, 26 November 2008

Video Lucu

Kisah Perjalanan_Ku ke Bali

Beberapa hari (Bahkan beberapa bulan) sebelum berangkatanku ke Pulau Bali, aku sudah merencanakan beberapa hal yang menyenangkan yang akan ku lakukan bersama teman-temanku. Tapi…keadaan berkata lain. Beberapa hari sebelum keberangkatanku, Bapakku mengalami kecelakaan, yang mengharuskannya dirawat dirumah sakit.

Aku binggung, kacau, tidak tahu harus bagaimana lagi. Aku fikir saat itu aku tidak mungkin meminta uang untuk biaya transport ke Bali kepada Bapak yang sedang terbaring lemah. Jangankan untuk mencarikan uang, untuk memikirkan dirinya sendiri saja, bapakku tidak tahu harus bagaimana. Bapakkku mengalami trauma yang sangat berat. Aku tidak tahu harus mengeluh kepada siapa lagi?? Selama ini aku hanya bergantung padanya. Haruskah aku mengeluh pada Ibuku?? Tidak….!!! Sudah cukup Ibuku menanggung beban berat ini, jangankan untuk memikirkan aku, memikirkan biaya pengobatan, motor kami yang rusak, biaya santunan bagi korban. Akkhh…!!!aku tak kuasa melihatnya. “Aku harus melakukan sesuatu!!” fikirku. “Tapi aku harus lakukan apa??”. aku hanya bisa menangis..menangis..dan menangis !! bukan karena aku cengeng, aku tak kuasa menahan semua ini, aku…. binggung!!.

Tuhan…!!kuatkanlah hati hamba dan orang tua hamba dalam melewati cobaan yang engkau berikan ini…

Uppsss….maaf ya teman-teman aku jadi curhat sama kalian. Aku lanjutin ceritanya yaaa….

Setelah itu, aku tidak tahu lagi harus pergi kemana. Aku tidak tahu dengan apa aku membayar biaya ke Bali. Aku sempat berfikir untuk membatalkan rencanaku untuk ikut KKL ke Bali tersebut. Untungnya ada orang yang selama ini selalu ada disampingku, ia meminjamkan tabungannya untukku dan biaya pengobatan bapak. “Alhamdullillah….!! Akhirnya aku bisa ikut ke Bali bersama kalian teman-teman…..!!” teriakku dalam hati Walaupun ada sedikit yang mengganjal di hati ini. Yaaah….setidaknya satu masalah terlewati. Aku pun berjanji dalam hati, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku disana untuk menambah pengalaman, tidak hanya sekedar jalan-jalan, liburan dan sebagainya.

Tidak hanya itu masalah yang timbul, setelah persiapan keberangkatan kami pun naik ke dalam bus. Dan aku mengatur posisi senyaman mungkin. Tapi alhasil aku ngga mendapatkannya. Coba bayangkan !!! dengan ukuran kakiku yang panjang (ya..ngga panjang-panjang amat si sebenarnya..) seperti itu, harus duduk selama berhari-hari, dikursi yang jarak antara bangku satu dengan bangku yang lain (sekitar kurang lebih 40 cm). Bayangkan…!!!.(gerutuku dalam hati). Hhhh...jadi ingin pulang rasanya…?! Dan alhasil badanku pegel-pegel semua. Yaaah….tapi aku ngga boleh mengeluh, akhirnya aku jalani saja semuanya, dengan harapan semua pegel-pegel, unek-unek, dan masalah bisa hilang dan terhapus sesampainya aku di pulau yang banyak dimimpikan oleh banyak orang di dunia ini. “Mungkin tak hanya aku saja yang merasakan hal ini, mungkin teman-teman yang ,lain juga merasa kan hal yang sama” hiburku dalam hati. Tapi tidak hanya itu cobaan dalam perjalanan kami. Karena jalan berkelok-kelok dan memakan waktu yang lama, alhasil banyak teman-teman yang mabok, bahkan teman akrabku sendiri pun mengalami hal yang sama. Aku sempat binggung. “bagaimana nih…???”. Tapi syukurlah mereka cepat membaik. Selama perjalanan kami menyinggahi beberapa rumah makan, dan pada setiap rumah makan, tidak jarang aku dan beberapa teman yang lain mengalami nasib (sial). Waktu giliran kami untuk mengambil makanan, kami tidak kebagian lauk, kadang-kadang tidak kebagian sayur, air minum, dan sebagainya. “Tuhan…..!!!berapa lama lagi aku harus menghadapi kesialan ini…??!!”

Sesampainya dipelabuhan Gilimanuk,kami pun melanjutkan perjalanan dan memasuki pulau Dewata tersebut. “Yaaampuuun…!!!ini mah sama aja dengan kota Bandar Lampung dan sekitarnya, bedanya cuma pasir yang lembut, serta kebudayaan dan klub malam yang ngga ada di kota Bandar Lampung” batinku. “Bapak…Ibu…aku ingin pulang….!!!”.yaaah apa boleh buat, aku disini tidak sendiri, berangkat tidak sendiri, jadi pulang pun aku tidak sendiri. Apapun yang terjadi aku harus tetap disini, toh ada teman-temanku yang baik-baik.(he…he…he). Tidak cuma itu, rencana yang sudah aku siapkan jauh-jauh hari pun gagal total. Semua bermula karena aku ngga bawa kamera, dan hujan turun selama kami di sana. Akhirnya aku hanya bisa melihat teman-temanku berpose di depan kamera yang mereka bawa masing-masing.(Hiks..Hiks…). Walaupun hujan (gerimis) mereka tetep semangat!!!. Ya sudahlaah…!!kalaupun begitu aku juga harus semangat!!!

Akhirnya setelah perjalanan yang begitu panjang (menurutku), waktunya pulang ke Lampung pun tiba. Semua penat, capek, semuanya terasa hilang begitu saja. Tak sabar rasanya untuk tidur dan melemaskan urat-urat di rumah, sambil bercanda tawa dengan keluarga.

Alhamdullillah.. akhirnya aku dan teman-teman sampai di Unila dengan selamat. Turunnya dari mobil, semua berhamburan untuk berteduh dan berlarian untuk pulang kerumah masing-masing. Maklum saat itu hujan juga sedang turun. Aku pun tak mau menunggu lama-lama, aku pulang kerumah….

Sesampainya nanti aku di rumah, aku harap masalah-masalah yang aku hadapi selama perjalanan terbayar dengan senyuman manis keluargaku tercinta.

Inilah ceritaku teman-teman, terimakasih ya sudah meluangkan waktu kalian untuk membaca ceritaku. aku juga penasaran dengan cerita kalian. Yang pastinya lebih bagus dari ceritaku kan…….

The end

Kamis, 30 Oktober 2008

Pipit Kecilku

Disini kutermenung sepi

Menunggumu yang tak kunjung kembali

Pipit kecil yang slalu menemani hari,dan

Kini hatiku hampa tanpa hadirmu disini

Diluar sana kupu-kupu menari dengan begitu elok

Seolah mengajaku bermain dengannya

Sejenak ku terbuai dengan keindahan sayapnya

dan membuatku lupa akan hadirmu

maafkan aku pipit kecilku…

aku terlalu mudah tuk melupakanmu

hati ini merindukan hangatnya cinta

yang tlah lama tak kudapatkan lagi darimu

Salah kah aku….

Salahkah bila aku ingin merasakan keceriaan yang di janjikan oleh kupu-kupu kepadaku

Hanya tuk sekedar membasuh hati ini yang telah lama kering…

Hampaku

Bunga putih di depan sana berguguran.

Mengiringi daun – daun yang telah kering kecoklatan

Ingin ku pungut satu helai kelopak nan menguning diantara tanah-tanah basah.

Di sela senja yang kian memerah.


Kulihat pucuk pohon ara yang menari.

Kunikmati lambaiannya yang tertiup bayu.

Seakan menyapa hatiku yang kini hampa.


Bernyanyi ia tentang lagu rindu

Isyaratkan sebuah nada cinta

Menyusup ia kekesunyian kalbuku

Membuai angan yang telah lama terdiam

Dan hangatkan satu masa di mana kehangatan kasih terbuai begitu indah dalam naungan cinta yang agung.